Selasa, 04 Januari 2011

Pola Hidup Sehat

Mohammad Arijal
KI – B
1210201064

Hidup Sehat
POLA hidup masyarakat modern yang sarat dengan kesibukan kerap mengesampingkan kesehatan. Aktivitas padat seringkali tak disertai olahraga dan pola makan yang benar. Padahal efek global warming atau pemanasan global dapat membuat daya tahan tubuh manusia cepat menurun. Jika tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat, bukan tak mungkin kita akan drop dan akhirnya tak mampu lagi menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk.
Global warming disertai dengan tingkat polusi yang tinggi. Kondisi ini juga mengakibatkan munculnya banyak penyakit baru. Untuk mengantisipasinya, gaya hidup sehat hendaknya diterapkan. Menyantap makanan yang sehat dan bergizi penting dilakukan sebagai langkah pertama. “Pola makan sehat bukan berarti tak boleh makan enak. Yang terpentingbahan bakunya rendah lemak dan fresh,” kata Ade Irwan Anugrah, Club Manager Grand Odiseus Fitness & Spa, Novotel Semarang.
Selain itu, menghindari rokok dan minuman yang beralkohol juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Yang tak kalah penting adalah olahraga secara teratur. Menjaga kebugaran diantaranya dapat dilakukan di fitness centre. Menurut Ade, fitness kini sudah memasyarakat. Ini terbukti dengan banyaknya tempat fitness dimana-mana. Ade umumnya dilakukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Namun pada tahap tertentu, banyak dimanfaatkan untuk pembentukan tubuh (body building). “Banyak juga yang melakukan fitness untuk membakar lemak,” lanjutnya.
Semua jenis alat yang ada di fitness centre efektif untuk membakar lemak. Namun ada beberapa alat yang punya fungsi kardiovaskular atau menyehatkan jantung seperti treadmill, stepper mesin, dan sepeda statis. Fitness ini menurutnya minimal dilakukan 3 kali dan maksimal 6 kali dalam seminggu. “Saat latihan, boleh mencoba semua alatnya untuk mempelajari manfaatnya. Setelah itu, boleh menggunakan alat secara parsial untuk melatih bagian otot tertentu,” ujarnya.
Latihan beban masing-masing punya pola dan motif yang berbeda. Ada latihan untuk otot dada, punggung, lengan, kaki, dan lain sebagainya. Waktu 45 menit-1,5 jam sekali latihan sudah cukup untuk menjaga kebugaran asal dilakukan secara teratur. Yuk kita coba.

Hidup Sehat Tanpa Rokok

Santika
Kependidikan Isla B
1210201096


Hidup Sehat Tanpa Rokok
Sebenarnya banyak kasus penyakit yang berujung kematian akibat rokok. Namun, ancaman kematian bagaikan di awang-awang. Saya membayangkan, bagaimana jika peringatan pemerintah itu ditulis dengan bahasa yang bombastis. Misalnya, merokok dapat mengakibatkan kemiskinan akut, jodoh seret, kegilaan menahun, serta bisa menyebabkan kesialan tujuh turunan.


Bagi saya yang bukan perokok, ancaman kemiskinan akut dan jodoh seret adalah alasan utama kenapa saya tidak doyan merokok. Membeli rokok yang harganya sekitar Rp 5000 perbungkus terus terang bukan sebuah pilihan ekonomis. Uang saku saya sejak usia sekolah jelas tidak mencukupi untuk anggaran rokok karena saya lebih memilih menggunakannya untuk kesenangan lain, misalnya beli majalah atau jajan bakso.

Setelah mulai kenal naksir-naksiran dengan lawan jenis, ancaman jodoh seret mulai menghantui saya jika memutuskan merokok. Hal ini disebabkan oleh survey kecil-kecilan yang pernah saya lakukan bahwa ternyata sebagian besar cewek yang saya taksir tidak menyukai pria perokok.

Kebiasaan merokok biasanya ditularkan melalui pergaulan. Kurang gaul, tidak jantan dan bermacam cap lainnya kerap ditujukan pada orang yang tidak merokok. Nah, saya ingin berbagi tips bagaimana caranya menghadapi tawaran untuk merokok.

1.cuek
Biasanya orang meletakkan rokok di meja agar orang lain mengambilnya. Jika Anda menghadapi situasi ini, cuekin saja. Pura-puralah sibuk dengan kegiatan lain, misalnya garuk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal.

2. Tolaklah dengan halus.
Usahakan memakai alasan yang masuk akal dan mematikan. ”Maaf, saya lagi nggak mood merokok, kalau sate kambing mau deh...” atau ”Aduh, tenggorokan saya lagi kering nih, permen aja ada nggak?” atau ”Ya, nanti saja, sekarang lidah saya masih terasa nikmatnya gado-gado yang baru saja saya makan., hmmm...”

3. Tolaklah dengan agak jujur.
”Maaf saya tidak merokok, dokter saya bilang kalau saya merokok umur saya tidak akan lama dan hidung saya bakal tambah pesek, huuu...” lalu mulailah menangis.

Kearifan Lokal

Moch Iqbal R
Kependidikan Islam B
1210201062

Kearifan Lokal
Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. Pengertian di atas, disusun secara etimologi, di mana wisdom dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi. Sebagai sebuah istilah wisdom sering diartikan sebagai ‘kearifan/kebijaksanaan’.
Local secara spesifik menunjuk pada ruang interaksi terbatas dengan sistem nilai yang terbatas pula. Sebagai ruang interaksi yang sudah didesain sedemikian rupa yang di dalamnya melibatkan suatu pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia atau manusia dengan lingkungan fisiknya. Pola interaksi yang sudah terdesain tersebut disebut settting. Setting adalah sebuah ruang interaksi tempat seseorang dapat menyusun hubungan-hubungan face to face dalam lingkungannya. Sebuah setting kehidupan yang sudah terbentuk secara langsung akan memproduksi nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut yang akan menjadi landasan hubungan mereka atau menjadi acuan tingkah-laku mereka.
Kearifan Lokal Tidak Sekadar sebagai Acuan Tingkah Laku. Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode panjang yang berevolusi bersama-sama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah dialami bersama-sama.4 Proses evolusi yang begitu panjang dan melekat dalam masyarakat dapat menjadikan kearifan lokal sebagai sumber energi potensial dari sistem pengetahuan kolektif masyarakat untuk hidup bersama secara dinamis dan damai. Pengertian ini melihat kearifan lokal tidak sekadar sebagai
acuan tingkah-laku seseorang, tetapi lebih jauh, yaitu mampu mendinamisasi kehidupan masyarakat yang penuh keadaban.
Secara substansial, kearifan lokal itu adalah nilai-nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat. Nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan menjadi acuan dalam bertingkah-laku sehari-hari masyarakat setempat. Oleh karena itu, sangat beralasan jika Greertz mengatakan bahwa kearifan lokal merupakan entitas yang sangat menentukan harkat dan martabat manusia dalam komunitasnya.5 Hal itu berarti kearifan lokal yang di dalamnya berisi unsur kecerdasan kreativitas dan pengetahuan lokal dari para elit dan masyarakatnya adalah yang menentukan dalam pembangunan peradaban masyarakatnya.
Wujud Kearifan Lokal
Teezzi, Marchettini, dan Rosini mengatakan bahwa akhir dari sedimentasi kearifan lokal ini akan mewujud menjadi tradisi atau agama.6 Dalam masyarakat kita, kearifan-kearifan lokal dapat ditemui dalam nyayian, pepatah, sasanti, petuah, semboyan, dan kitab-kitab kuno yang melekat dalam perilaku sehari-hari. Kearifan lokal biasanya tercermin dalam kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat yang telah berlangsung lama. Keberlangsungan kearifan lokal akan tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu. Nilai-nilai itu menjadi pegangan kelompok masyarakat tertentu yang biasanya akan menjadi bagian hidup tak terpisahkan yang dapat diamati melalui sikap dan perilaku mereka sehari-hari.
Proses sedimentasi ini membutuhkan waktu yang sangat panjang, dari satu generasi ke generasi berikut. Teezzi, Marchettini, dan Rosini mengatakan bahwa kemunculan kearifan lokal dalam masyarakat merupakan hasil dari proses trial and error dari berbagai macam pengetahuan empiris maupun non-empiris atau yang estetik maupun intuitif.7 Kearifan lokal lebih menggambarkan satu fenomena spesifik yang biasanya akan menjadi ciri khas komunitas kelompok tersebut, misalnya alon-alon asal klakon (masyarakat Jawa Tengah), rawe-rawe rantas malang-malang putung (masyarakat Jawa Timur), ikhlas kiai-ne manfaat ilmu-ne, patuh guru-ne barokah urip-e (masyarakat pesantren), dan sebagainya.
Kearifan Lokal sebagai Fenomena Keilmuan
Analisis Metodologis: Analogi dengan Indigenous Psychology
Kearifan lokal merupakan usaha untuk menemukan kebenaran yang didasarkan pada fakta-fakta atau gejala-gejala yang berlaku secara spesifik dalam sebuah budaya masyarakat tertentu. Definisi ini bisa jadi setara dengan definisi mengenai indigenous psychology yang didefinisikan sebagai usaha ilmiah mengenai tingkah-laku atau pikiran manusia yang asli (native) yang tidak ditransformasikan dari luar dan didesain untuk orang dalam budaya tersebut. Hasil akhir dari indigenous psychology
adalah pengetahuan yang menggambarkan tentang kearifan lokal, yaitu gambaran mengenai sikap atau tingkah-laku yang mencerminkan budaya asli.8
Secara metodologis, pembentukan indigenous psychology masih meminjam metode-metode ilmiah yang lazim dipakai sampai saat ini dengan mengkontekstualisasikan teori-teori yang ada dengan kecenderungan-kecenderungan lokal yang berkembang. Pada tahap ini, operasionalisasi teori-teori yang ada dikembangkan atau dimodifikasi menurut karakter-karakter masyarakat dan kepentingan lokal. Hal ini penting dipahami karena ketika berbicara tentang keilmuan kita tidak bisa lepas dari teori-teori Barat yang secara faktual telah mengembangkan tradisi ilmiah lebih awal.9 Dengan demikian, sebagai usaha awal masih perlu untuk menggunakan teori-teori Barat sebagai pendekatan.
Selanjutnya, titik berat metodologis penelitian tidak lagi kuantitatif murni, tetapi lebih mengarah pada penelitian kualitatif atau kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena basis teori belum dimiliki dalam khazanah kearifan lokal, maka melalui teori-teori Barat kemudian dilakukan pendalaman-pendalaman. Pendalaman ini mengacu dan mengikuti gerak dan kepentingan masyarakat setempat. Ciri pendalaman ini menjadi karakteristik utama dalam penelitian kualitatif. Melalui pendalaman-pendalaman dapat diangkat khazanah keilmuan dari kearifan-kearifan lokal yang berkembang dan bersifat ilmiah.