Nama : Rina Rahmawati
NIM : 1210201092
“Masa Remaja?? Pacaran??
Bagaimana Pacaran Ala Islam??”
Saya menulis ini bukan berarti mengajak para pembaca untuk berpacaran, tidak ada niatan seperti itu sama sekali,tapi saya khawatir dengan perkembangan pacaran yang ada di masyarakat sekarang ini. Makin kesini makin banyak korban HIV/AIDS akibat seks bebas yang banyak menjangkit teman-teman seumuran saya, yaitu para generasi penerus muda,makin banyak praktik aborsi yang dilakukan,dll. Yang lebih sedihnya lagi rata-rata para pelakunya ini adalah orang yang beragama islam. Untuk itulah saya menulis tulisan ini adalah, untuk memberi opsi kepada sahabat-sahabatku sekalian,kalaupun kita terpaksa pacaran karena tidak mampu menahan perasaan cinta kepada orang yang kita cintai,pacaran lah,tapi lakukan pacaran ala islam pacaran yang diridhoi oleh Allah,walaupun memang islam tidak mengenal pacaran (islam hanya mengenal taarufan). Mau gimana lagi,bangsa kita sudah terkena dampak globalisasi khusunya dalam pergaulan budaya bangsa barat,sehingga nilai-nilai budaya bangsa timur sedikit bergeser dan hampir tergantikan, itu bisa terlihat dari perbedaan pergaulan anak muda pada jaman orang tua kita dengan kita. Tapi prinsip seorang islam sejati adalah “ Zaman boleh berubah,Tapi Ajaran Islam yang dibawa Rasulullah SAW tidak boleh berubah”. Maksudnya adalah Zaman boleh saja berubah,berganti dari kebiasaan lama dengan kebiasaan yang baru, kita pun harus mengikuti perubahan zaman ini,karena hidup harus sesuai dengan tuntutan zaman,tapi ingat Nilai ajaran islam yang dibawakan oleh Rasulullah SAW tidak boleh berubah. Itupun berlaku buat pacaran,pacaran boleh saja menjadi hal lumrah di bangsa kita sekarang ini,tapi kita harus mengikutinya dengan nilai ajaran yang sudah diajarkan oleh kangjeng Rasulullah SAW. Untuk itulah saya akan menjelaskan Pacaran ala Islam.
Remaja identik dengan masa pubertas dimana masa ini adalah masa tertariknya seorang individu terhadap lawan jenisnya. Nah,Kalau sudah sama-sama suka,mereka akan menyatukan cinta mereka bagaikan menggabungkan dua hati yang ingin menjadi satu atau dikenal dengan istilah “ Pacaran”. Tapi justru disinilah yang menjadi timbul dari permasalahan, apakah Pacaran itu dibolehkan dalam Agama Islam? Atau Pacaran itu diharamkan dalam Ayat Al-Quran??setelah sekian lamanya mencari berbagai referensi baik dari Al-Quran maupun As-Sunnah, ternyata tidak ada larangan tegas yang mengatakan bahwa Pacaran itu haram, eit… eit jangan senang dulu,walaupun tidak ada yang mengatakan Pacaran itu haram,namun akan menjadi haram kalau selama pelaksanaan pacaran itu kita melanggar larangan yang sudah dibuat oleh Allah SWT. Apa yang kita langgar???
Bukan rahasia lagi remaja zaman sekarang kalau pacaran itu “buas”, yang dilakukannya minimalnya nih pegangan tangan,rangkulan,pelukan, bahkan maksimalnya berakhir di kasur ukuran 4x6 meter persegi belum dihitung bantal dan gulingnya yang ikut jadi saksi atas perbuatan mereka. Ironis sekali,inilah yang membuat Pacaran itu akan menjadi haram,karena berbuat zina. Yang dinamakan zina adalah Bersetubuhnya seseorang lelaki dengan wanita yang bukan muhrimnya, adapun perbuatan yang mendekati zina adalah : berdua-duaan di tempat sepi,berpegangan tangan,membelai,mencium,bermesraan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, (dikutip dari buku ayat-ayat larangan dan perintah Allah SWT) .Sebuah hadits mengatakan : Barang siapa yang bersentuhan dengan yang bukan muhrimnya maka tempatnya adalah Neraka. Tapi liat dulu maksud dan tujuannya,kalau bersentuhannya atau pegangan tangannya untuk salaman,dan hal lain yang tidak mengandung hawa nafsu serta bukan dengan maksud kesenangan tentu bukan zina, yang menjadi zina apabila bersentuhan/pegangan tangan ini dilakukan dengan waktu lama,memakai hawa nafsu dan untuk kesenangan. Rasulullah Saw bersabda : Tiada sesuatu dosa sesudah syirik yang lebih besar di hadapan Allah SWT daripada perbuatan zina. (H.R Ibnu Abid Dun-ya).
Sulit dipungkiri memang,di masa pubertas ini kita tidak tertarik dengan yang namanya lawan jenis, tertarik karena parasnya, kepribadiannya,karena sikapnya,perhatiannya,sehingga menimbulkan suatu getaran asmara cinta,kalau dalam bahasa jerman nya yang saya kutip dari bukunya mang udin istilah ini dinamakan “ Bogoh” atau “ Reuseup”,nah lantas bagaimana kita menyikapi perasaan ini,sedangkan yang namanya cinta itu adalah anugerah dari Allah,ada caranya (ini cara pribadi yang saya lakukan 1 tahun belakangan ini, maaf soalnya 1 tahun belakangan ini saya baru tobat,dan baru mempelajari apa itu islam ,boleh diikuti kalau benar,tapi kalau menyesatkan tolong dibuang jauh-jauh dari pikiran,jangan difotokopi apalagi dilaminating), ketika saya mendapat anugrah cinta dari Allah,saya berdoa : Ya Allah jauhkanlah perasaan untuk orang ini apabila dia tidak baik untukku dan agamaku yang hanya membawaku kepada perbuatan zina,tapi dekatkanlah orang ini jika memang baik untukku dan agamaku dan Ya Allah semoga cinta ini benar anugrah dariMU bukan dari hawa nafsu setan yang membisikkanku untuk mencintai dia,dan Ya Allah semoga hamba bisa menjaga cinta ini bukan dengan hawa nafsu tetapi untuk memberi suatu kebaikan,kebahagiaan untuk diriku maupun untuknya ,setelah itu saya hanya berikhtiar dan membiarkan Allah yang mengaturnya semua.
Ok,back to the topic, lantas bagaimanakah pacaran yang islami??pacaran yang justru bukan menambah dosa dan membuka kesempatan mendapatkan tiket neraka pergi tanpa pulang-pulang,tapi pacaran yang akan mendatangkan pahala dan justru menambahkan keimanan. Loh kok bisa ya??emang ada??
Jelas ada,tergantung dari niat kita. Sekali lagi Cinta adalah anugerah dari Allah,tapi bagaimana kita me-manage Cinta kita ini, apakah akan mengikuti hawa nafsu yang didalamnya ada jin,setan,kuntilanak,tuyul,lagi pada ngocok arisan yang bersatu ngerobohin iman kita atau cinta kita ini malah akan memberikan kebahagiaan,kebaikan,buat diri kita maupun orang yang kita cintai. Selama ini pola pikir atau bhs kerennya paradigma kita telah salah menafsirkan pacaran, pacaran itu diartikan ya bisa kita lihat sendiri sekarang bagaimana realita pacaran di masyarakat kita. Padahal kalau iman kita kuat dan kita menjalankan syariat islam dengan betul, tidak bakalan kita akan pacaran seperti itu. Pacaran kita akan sungguh islami,loh emang bisa ya??bukankah pacaran itu sayang-sayangan,manja-manjaan,perhatian satu sama lain, mana bisa cara islami??
Jawabannya BISA… orang yang hanya dipenuhi hawa nafsu yang mengatakan kalau sayang-sayangan,manja-manjaan,perhatian satu sama lain itu ditunjukkan dengan cara pegangan tangan,pelukan,cipika-cipiki,bercumbu dll. Padahal masih banyak bentuk rasa sayang yang bisa kita tunjukkan kepada orang yang kita cintai,contoh kecilnya saja mendoakan orang yang kita cintai agar dia selalu mendapat rahmatNya,contoh selanjutnya dalam bidang sosial, saling bantu membantu sebisa mungkin, agar dapat mengatasi masalah/keluhan yang sedang dihadapi oleh pasangan kita satu sama lain.. Bisa juga menjadi teman ngobrol di saat pasangan kita membutuhkan teman untuk share,syukur2 kita bisa menjadi teman nogbrol yang mengasyikkan dan membuat pasangan kita menjadi lebih lega. Subhanallah. Yang begini tidak akan dilarang dalam agama, justru akan mendapat pahala dan kebahagiaan batin. Kenapa mendapat pahala??mungkin kalian sendiri juga sudah tahu jawabannya,karena kita membuat orang lain terbebas dari masalahnya,dan membuatnya kembali bahagia, apalagi orang yang kita bantu merupakan orang yang kita cintai tentu akan ada kepuasaan batin dalam diri sendiri. nah,Dalam segi agama,kita cinta kepada pasangan kita, dan kita tahu agama pasangan yang kita cintai itu pengetahuan agamanya “ remang-remang” bacaannya masih iqro,tata cara wudhunya ketuker, yang pertama kaki,yang terakhirnya telapak tangan,hafalan bacaan shalatnya diputer2 kalau enggak al-ikhlas,an-naas,terakhir al-falaq, nah apabila kita sebagai pasangannya lebih tinggi pengetahuan agamanya,nah kita ajarin deh pasangan kita. Tapi apesnya kalau dua-duanya sama-sama “remang-remang” pengetahuan agamanya,gimana kalau sama-sama belajar agama. Subhanallah,dengan begitu pahala dapet kita pun senang karena orang yang kita cintai selalu ada dengan kita,dan dekat dengan kita . mungkin dalam benak kalian,waduh emang ada pasangan yang kayak gitu zaman sekarang ini?. Jangan mulai dari pasangan kita,mulai dari kita, bagi para wanita yang sudah punya pacar, gimana kalau kalian yang duluan inisiatif,ketika kalian disentuh tangannya coba berkelit,dan tidak mau,bacakan haditsnya kenapa kalian tidak mau dipegang,dan ajak pasangan kalian untuk pacaran tidak keluar dari koridor agama islam. Untuk para lelaki, kalian lah yang punya komando,wanita bisa hancur kalau kalian membawanya kepada kehancuran,tapi wanita bisa nampak seperti bangunan yang kokoh apabila kalian membawanya kepada kebaikan disertai ilmu agama yang benar. Subhanallah,mungkin inilah pacaran islam yang bisa dicontohkan,tapi sesungguhnya masih banyak bagaimana contoh pacaran yang islami selama itu tidak melanggar aturan Allah SWT.
Mungkin dalam benak kalian (bukan suudzhon ya kan baru mungkin,dalam bahasa perancisnya dikenal dengan istilah “ jauh ti enyak”), oh gini ya pacaran ala islam??akh kuno, ga zaman,hariiii giiiinnniiii masi kayak gitu… udah mau 2011 kalii… akh biarin akh yang penting kan saya sholat, berdoa,ingat sama Allah,dan tidak melakukan dosa yang lainnya kecuali pacaran,habis mau gimana lagi pacaran dengan gaya seperti ini (pegangan tangan,pelukan,ciuman) kan udah zamannya. Kalau kita bersikap dan berfikiran seperti ini maka sungguh kita termasuk org yang merugi, kita memang shalat,doa,ingat sama Allah tp klw yang kita lakukan dosa besar apa iya Allah mengingat kita kembali, atau kita malah dipandang hina,dan shalat kita tidak diterima,ingat hadits yang saya tulis di atas bahwa dosa terbesar kedua setelah syirik adalah zina. Naudzubillahimindzaliik.Untuk itu kita tinggal pilih mau pacaran yang islami tanpa melanggar aturan Allah SWT,semata-mata untuk menjaga dan mensyukuri nikmat Cinta yang telah Allah berikan atau pacaran yang jauh dari unsur islami,yang hanya mengumbar nafsu,tanpa ada keuntungan,kebaikan,dan jauh dari rahmat Allah SWT,atau malah menjauhi itu namanya pacaran,ini lebih masya allah lagi bagusnya, tapi untuk hal ini rasanya sulit apalagi di usia remaja ini,tapi bisa saja bila memang dlm hati sdh beritikad kuat untuk tidak akan pacaran (untuk saat-saat ini smpai pd waktunya yang memang diwajibkan tp dlm islam bukan pacaran melainkan taarufan) insya allah nanti allah akan bantu dan akan menjauhkan dari segala racun,virus,benih-benih cinta.
Tetapi, pilihan tetap ada pada diri kita sendiri, karena tanggung jawab di akhirat masing-masing.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus