Sabtu, 18 Desember 2010

Esensi Hidup Adalah Memberi


Nama : Nurhadi Anshori
Kelas : KI-B
NIM : 121 020 1077
Esensi Hidup Adalah Memberi

            Pada zaman sekarang ini, kebanyakan orang tidak menyadari hakikat hidupnya sendiri, sehingga banyak orang yang berkeluh kesah dan tidak bersyukur atas kehidupan yang telah didapatinya. Seandainya kita sadar siapa diri kita, dari mana kita berasal dan akan kemana kita setelah ini, maka tak akan banyak orang yang mengeluh dalam menjalani hidup.
            Perlu kita ketahui bahwa kita hanyalah seorang hamba yang diberi kehidupan dari sang maha pemberi, yaitu Alloh swt. Ketika kita dilahirkan, kita diberi kasih sayang oleh orang tua kita. Bayangkan apa yang terjadi jika kita lahir tanpa orang tua, mungkin kita tidak akan ada sampai saat ini. Segala sesuatu yang kita manfaatkan saat ini adalah pemberian (taken for granted). Dan apa yang diberikan pada kita itu tanpa pamrih, tanpa mengharapkan balasan.
            Saat ini kita sudah dewasa, sudah saatnya kita untuk bersyukur dan berpikir. Bersyukur atas apa yang telah diberikan kepada kita, yakni dengan menggunakan apa yang telah diberikan kepada kita sesuai dengan keinginan orang yang memberi. Dan kita juga harus berpikir, sudah saatnya kita untuk meberi. Memberikan sesuatu yang kita punya dan kita sanggup untuk memberikannya sebagaimana orang tua, keluarga, kerabat dan teman-teman kita yang telah memberikan sesuatu yang mereka punya dan mereka sanggup untuk memberikannya. Memberi tidak harus selalu dengan harta tapi bisa juga dengan hal lain. Contoh : Tersenyum pada orang yang berpapasan dengan kita, memberi perhatian terhadap orang-orang yang kita sayang, atau mencium tangan orang tua dan mengucapkan salam ketika pergi dan pulang ke rumah.
            Dalam kehidupan di dunia, kita tidak bisa hanya bergantung pada diri sendiri. Orang-orang di sekeliling kita sangat berperan penting dalam hidup kita karena esensi dari kehidupan adalah memberi. Adakalanya kita memberi dan adakalanya kita diberi. Janganlah kita menjadi orang yang selalu ingin diberi, tapi jadilah orang yang selalu ingin memberi. Ada pepatah berkata, “Berilah, maka kau akan menerima lebih”. Hal ini bukan berarti apa yang kita berikan dengan berpamrih atau mengharapkan balasan. Memberi merupakan patokan atau tolak ukur kesadaran dan keikhlasan. Jika memberi dengan dibarengi  keinginan untuk suatu balasan dan penerima pun menghendakinya, maka itu bukanlah suatu pemberian yang utuh akan tetapi sebuah negosiasi. Negosiasi berkutat antara untung dan rugi, bukan lagi mendasarkan pada hati nurani.
            Setiap pemberian pasti ada balasannya dan balasan yang kita terima tidak selalu berbentuk harta benda, namun juga bisa berbentuk hal lain, seperti terpeliharanya kesehatan, mendapat umur yang panjang, bertambahnya ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi manfaat yang dapat kita terima. Dan yang pasti, kita akan mendapat pahala dari Alloh swt.
            Jika tiap orang sadar dan mengerti arti memberi ini, niscaya tidak akan kita temukan orang yang pelit, sengsara ataupun miskin karena orang yang sadar hidupnya adalah pemberian, dia akan memberi lagi kepada orang lain lalu akan kembali kepadanya dalam bentuk yang berbeda sehingga membentuk siklus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar