Rabu, 06 Oktober 2010

HIV/AIDS
Oleh : Rina Rahmawati
Kelas : KI-B


Menurut dr Boyke Dian Nugroho, SpOG MARS jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia saat ini mencapai 500-600 ribu orang dimana 40% diantaranya remaja berusia 15-10 tahun. Ada dua penyebab utama terjadinya percepatan penularan HIV/AIDS yaitu perilaku seks bebas (30%) dan peredaran narkoba terutama yang menggunakan jarum suntik (50%). Hal ini tidak terlepas dari secara kejiwaan remaja memang mengalami fase ketidakstabilan emosional. Kelemahan prinsip hidup dan keterbatasan bekal hidup yang dimiliki. Kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat yang maladaptive menjadikan remaja lebih aman bersama teman-temannya dan tinggal di luar rumah dari pada bercengkrama dengan keluarga di rumah. Lingkungan negatif inilah yang rentan membawa remaja kepada pergaulan bebas , seks bebas , narkoba, dan tertularnya penyakit HIV/AIDS.
Persoalan remaja saat ini sudah masuk dalam tataran kritis dan sulit dikendalikan. Hal ini menjadikan berbagai kalangan merasa cemas dan berupaya menemukan langkah-langkah penyelesaiannya. Bagaimanapun juga remaja adalah aset negara, agama, dan penerus perjuangan generasi sebelumnya. Secara kejiwaan remaja mempunyai energi yang berpotensi menghasilkan kecermelangan berfikir dalam menemukan ide dan inovasi baru yang penuh kedinamisan. Namun potensi ini harus diimbangi dengan kejelasan arah dan tujuan hidupnya. Ketika remaja kosong dengan tujuan hidup yang benar, pemanfaatan potensi ini akan beralih pada keadaan yang justru merugikan bahkan menghancurkan kehidupannya.
            Sebagaimana pernyataan yang dikeluarkan presiden RI bahwa endemik ganda narkoba dan HIV/AIDS telah mencapai keadaan yang mengkuatirkan eksistensi negara. Beliau menyarankan langkah antisipatif dengan 3T-nya: Tingkatkan kepemimpinan dan upaya pencegahan, Tingkatkan layanan kesehatan komprehensif, profesional dan manusiawi, dan Tingkatkan mobilisasi sumber dana dan daya. Selain itu dengan dalih kedaruratan, diambil langkah-langkah penyelesaikan seperti ATM kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS, anjuran pemakaian jarum steril saat mengonsumsi narkoba, kemudahan sarana untuk melakukan aborsi aman yang sebenarnya justru akan memfasilitasi semakin berkembangnya seks bebas berikut juga dampaknya.
Dari sini maka umat islam akan berusaha untuk berjalan sesuai dengan aturan Allah dan tidak keluar dari koridor Islam. Umat Islam melakukan suatu perbuatan karena meyakini perbutan itu diwajibkan atau dibolehkan dalam Islam dan meninggalkan suatu perbuatan karena dilarang Allah. Seorang muslim akan berlomba memperbanyak pahala dan mendapatkan keridhoan Allah. Prinsip hidup seperti inilah yang mestinya tertanam dalam setiap kaum muslimin termasuk para remaja kita.
            Sekarang, bagaimana orang tua, terutama para ibu berperan sebagai ibu terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karena itu ibu perlu mempersiapkan diri dengan konsep dan metode pendidikan yang benar sekaligus memberi keteladanan berdasar Islam. Dengan pendidikan Islam pada usia dini maka di usia remaja dan baligh anak-anak mampu menjadi sosok muslim yang telah menemukan jati dirinya, selalu memegang prinsip dan tujuan hidup islami menuju insan taqwa.
            Menurut saya upaya menyelamatkan generasi muda dengan cara membuat regulasi yang dapat melindungi anak-anak dari tontonan yang tidak mendidik. Perlu dibuat aturan perfilman yang memihak kepada pembinaan moral bangsa . Orangtua sebagai penanggung jawab utama terhadap kemuliaan perilaku anak, harus menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dalam keluarganya. Kondisi rumah tangga harus dibenahi sedemikian rupa supaya anak betah dan kerasan di rumah dan jangan sampai anda memilih teman atau menghindar ajakan teman yang menjerumuskan.
            Untuk para orang tua perhatikanlah anaknya jangan sampai terjerumus. Coba anda bandingkan dengan anak yang tidak melakukan sex bebas. Mereka tidak akan terkena penyakit HIV/AIDS, hidup mereka sehat dan bahagia. Bukankah anda ingin mereka seperti itu? Maka berikanlah mereka pendidikan yang baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar