Sabtu, 09 Oktober 2010

 M.Syara Nurhakim
 
Hubungan Hadis dan Al-Quran
 

Al-hadits didefinisikan oleh pada umumnya ulama --seperti definisi Al-Sunnah-- sebagai "Segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Muhammad saw., baik ucapan, perbuatan dan taqrir (ketetapan), maupun sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau menjadi nabi maupun sesudahnya." Ulama ushul fiqh, membatasi pengertian hadis hanya pada "ucapan-ucapan Nabi Muhammad saw. yang berkaitan dengan hukum"; sedangkan bila mencakup pula perbuatan dan taqrir beliau yang berkaitan dengan hukum, maka ketiga hal ini mereka namai Al-Sunnah. Pengertian hadis seperti yang dikemukakan oleh ulama ushul tersebut, dapat dikatakan sebagai bagian dari wahyu Allah SWT yang tidak berbeda dari segi kewajiban menaatinya dengan ketetapan-ketetapan hukum yang bersumber dari wahyu Al-Quran.
Sementara itu, ulama tafsir mengamati bahwa perintah taat kepada Allah dan Rasul-Nya yang ditemukan dalam Al-Quran dikemukakan dengan dua redaksi berbeda. Pertama adalah Athi'u Allah wa al-rasul, dan kedua adalah Athi'u Allah wa athi'u al-rasul. Perintah pertama mencakup kewajiban taat kepada beliau dalam hal-hal yang sejalan dengan perintah Allah SWT; karena itu, redaksi tersebut mencukupkan sekali saja penggunaan kata athi'u. Perintah kedua mencakup kewajiban taat kepada beliau walaupun dalam hal-hal yang tidak disebut secara eksplisit oleh Allah SWT dalam Al-Quran, bahkan kewajiban taat kepada Nabi tersebut mungkin harus dilakukan terlebih dahulu --dalam kondisi tertentu-- walaupun ketika sedang melaksanakan perintah Allah SWT, sebagaimana diisyaratkan oleh kasus Ubay ibn Ka'ab yang ketika sedang shalat dipanggil oleh Rasul saw. Itu sebabnya dalam redaksi kedua di atas, kata athi'u diulang dua kali, dan atas dasar ini pula perintah taat kepada Ulu Al-'Amr tidak dibarengi dengan kata athi'u karena ketaatan terhadap mereka tidak berdiri sendiri, tetapi bersyarat dengan sejalannya perintah mereka dengan ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya. (Perhatikan Firman Allah dalam QS 4:59). Menerima ketetapan Rasul saw. dengan penuh kesadaran dan kerelaan tanpa sedikit pun rasa enggan dan pembangkangan, baik pada saat ditetapkannya hukum maupun setelah itu, merupakan syarat keabsahan iman seseorang, demikian Allah bersumpah dalam Al-Quran Surah Al-Nisa' ayat 65.
Tetapi, di sisi lain, harus diakui bahwa terdapat perbedaan yang menonjol antara hadis dan Al-Quran dari segi redaksi dan cara penyampaian atau penerimaannya. Dari segi redaksi, diyakini bahwa wahyu Al-Quran disusun langsung oleh Allah SWT. Malaikat Jibril hanya sekadar menyampaikan kepada Nabi Muhammad saw., dan beliau pun langsung menyampaikannya kepada umat, dan demikian seterusnya generasi demi generasi. Redaksi wahyu-wahyu Al-Quran itu, dapat dipastikan tidak mengalami perubahan, karena sejak diterimanya oleh Nabi, ia ditulis dan dihafal oleh sekian banyak sahabat dan kemudian disampaikan secara tawatur oleh sejumlah orang yang --menurut adat-- mustahil akan sepakat berbohong. Atas dasar ini, wahyu-wahyu Al-Quran menjadi qath'iy al-wurud. Ini, berbeda dengan hadis, yang pada umumnya disampaikan oleh orang per orang dan itu pun seringkali dengan redaksi yang sedikit berbeda dengan redaksi yang diucapkan oleh Nabi saw. Di samping itu, diakui pula oleh ulama hadis bahwa walaupun pada masa sahabat sudah ada yang menulis teks-teks hadis, namun pada umumnya penyampaian atau penerimaan kebanyakan hadis-hadis yang ada sekarang hanya berdasarkan hafalan para sahabat dan tabi'in. Ini menjadikan kedudukan hadis dari segi otensititasnya adalah zhanniy al-wurud.
Walaupun demikian, itu tidak berarti terdapat keraguan terhadap keabsahan hadis karena sekian banyak faktor -- baik pada diri Nabi maupun sahabat beliau, di samping kondisi sosial masyarakat ketika itu, yang topang-menopang sehingga mengantarkan generasi berikut untuk merasa tenang dan yakin akan terpeliharanya hadis-hadis Nabi saw.






 MUHAMMAD SYARA NURHAKIM
Remaja & Konflik
CABARAN REMAJA
Perubahan-perubahan fizikal, emosi dan sosial semasa remaja memberi kesan terhadap kesihatan mental.
Masalah-Masalah Yang Sering Dihadapi Remaja
  • Keliru dengan peranan dan tanggungjawab diri
  • Sering merasa diri disalahfahamkan dan dipersalahkan
  • Merasa diri dilayan secara tidak adil
  • Kesunyian
  • Sukar memahami emosi
  • Susah membuat keputusan
Hubungan Dengan IbuBapa
Remaja yang mempunyai hubungan baik dengan ibubapa mereka sering menjalin perhubungan yang mesra dengan orang lain. Mereka juga kurang mengalami masalah kesihatan mental.
Cara-Cara Menjalin Perhubungan Yang Lebih Rapat Dengan IbuBapa
  • Menghormati dan sedia meneriam tunjuk-ajar dan teguran mereka
  • Membincangkan masalah anda dengan mereka
  • Meluahkan perasaan dan pendapat anda secata terus terang
  • Tunjukkan kasih sayang anda melalui kata-kata ataupun perbuatan
  • Cuba memahami masalah dan beban ibubapa anda
  • Meraikan harijadi mereka
  • Ingatlah bahawa ibubapa menyayangi anda dan mahukan yang terbaik untuk anda
MENANGANI EMOSI
Keupayaan memahami emosi adalah penting di dalam kehidupan harian
Apabila Anda Merasa Marah
  • Tarik nafas sedalam-dalamnya. Beredar dari suasana tegang (jika perlu)
  • Berfikir sebelum bertindak
  • Tanya diri sendiri
    • Kenapa saya marah ?
    • Apalah punca masalah ?
    • Apakah yang telah saya lakukan ?
PENYELESAIAN KONFLIK
  • Kenalpasti punca konflik
  • Dengan dulu apa yang hendak disampaikan oleh orang lain
  • Nyatakan apa yang anda kehendaki dan mengapa anda marah
  • Janganlah menyalahkan orang lain
  • Tumpukan perhatian kepada tindakan yang menyebabkan konflik
  • Bertenang semasa menerangkan pendapat anda
  • Bincangkan bersama cara-cara penyelesaian masalah
  • Carilah penyelesaian yang menguntungkan kedua belah pihak
Remaja yang Positif
  • Bertimbang rasa
  • Yakin terhadap diri sendiri
  • Sedia menerima nasihat dan teguran
  • Sabar
  • Bertanggungjawab
  • Rajin dan suka menolong
  • Mahir berkomunikasi





MUHAMMAD SYARA NURHAKIM




Banyak cara menilai kepribadian seseorang. Bila kamu masih dalam tahap "PeDeKaTe", ada baiknya mengetahui apa makanan kesukaan calon pacar. Dari situ, kamu bisa mengetahui bagaimana sifat dia yang sesungguhnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan Baxters terhadap orang Inggris dan Skotlandia, belum lama ini, diketahui bahwa orang yang gemar makan wortel umumnya memiliki sifat pengasih dan berpikiran luas. Sayang, orang yang suka mengkonsumsi sayuran jenis ini, kemudian juga diketahui memiliki sikap ekstrovert dan bergaya bossy.
Bila dia gemar sekali memakan ayam goreng, ayam kuah opor dan berbagai masakan dari ayam, maka dia adalah tipe orang yang selalu bersikap realistis dan apa adanya. Dia cenderung berpikir logis dan jarang melibatkan perasaan dalam melihat suatu perkara.
Anda boleh merasa senang bila dia ternyata gemar sekali makan jamur, apapun jenisnya. Orang macam ini, kata survei itu, tergolong memiliki tingkat kesetiaan yang tinggi. Buktinya, 92% orang Inggris dan Skotlandia yang hoobi mengkonsumsi jamur memang terbukti setia.
Apabila dia gemar sekali makan mie, instant maupun olahan, terutama mie rasa ayam, maka dia termasuk orang yang independen. Bisa jadi demikian, faktanya, sebagian besar anak kost, terutama mahasiswa, ternyata doyan makan mie. Orang yang suka makan minestrone, sejenis sup yang disertai mie kecil-kecil, katanya sangat perfeksionis.
Sedangkan orang yang suka sekali akan tomat, katanya mempunyai sifat pemberani dan semangat tinggi. Namun sebagian lagi berpendapat bahwa orang yang gemar makan sup tomat ternyata mudah tergoda rayuan. Coba ingat-ingat, dia suka makan apa, ya?

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar