nama : wahyu saripudin
nim :121020109
TEORI PENDIDIKAN ISLAM
DI ABAD KEDUA HIJRIAH
Setelah berakhirnya masa sahabat antara 90-100H. Telah tersusun upaya mereka dalam medan pendidikan ,bahwa telah jelas disetiap usaha para pelajar, mereka mengatasi yang menjadi pusat perhatian di masyarakat dan menolak perubahan duniawi/sekuler..dan mereka berupaya untuk menanamkan pemikiran umum bahwa menghadapkan terhadap ilmu lebih baik daripada memperebutkan terhadap kenikmatan dunia,dan memperebutkan kepemimpinan.seperti upaya mereka akan menanamkan didalamnya hikmah/hukum. Bahwa kepemimpinan yang sah tidak akan sempurna kcuali dengan ilmu. Apabila adanya raja menjadi hikmah bagi manusia ,sesungguhnya ulama menjadi hikmah bagi raja raja.dan sesungguhnya kedudukan orang arab di gantungkan dengan mencari ilmu. Apabila telah keluar diantara kalian dan menjadi pusat perhatian bagi yang lainnya,karena sesungguhnya ilmu memuliakan didunia dan memuliakan di akhirat.
Dan disela – sela aktivitas sekulerisme muncul faktor faktor yang menguatkan bagi perkembangan baru dalam pemahaman teori pendidikan islam dan perinciannya itu seperti dibawah ini:
Faktor perkembangan pemahaman teori pendidikan islam dalam selang waktu ini:
A.Muncul Sekolah – sekolah Fiqh dan Bahasa
Sekolah - sekolah yang pertama itu yaitu sekolah hadis dan fiqh di madinah al munawarah yang memimpinya Muhammad al baqir bin ali bin husain bin ali bin abi thalib (tahun 117) dan anaknya ja’far asodiq (taun 148)telah menyipatinya Abdullah bin ato penguasa baqir ini berkata(tidaklah aku melihat ulama dari salah satu yang lebih kecil diantara mereka diantar abi ja’far). Dan diantara murid sekolah ini yaitu supyan astauri dan Abdullah bin malik.
Dan muncul di mesir sekolah fiqh yang lain, pemimpinya dua dari fuqoha terkenal yaitu mursid bin Abdullah dan al lays bin saad (175 H.)dan di Iraq muncul sekolah abi hanifah (150 H.) yang terkenal dengan sekolah ra’yu dan ijtihad. Begitu juga muncul sekolah asyafi’I di iraq kemudian di mesir ,dan muncul malik di madinah dan awza’i di syam.
Dan disamping sekolah fiqh dan hadist nampak sekolah – sekolah bahasa yang terkenal diantaranya dua sekolah di basrah dan kuffah di iraq. Dan pemimpin sekolah basrah yaitu ‘isa bin umar astaqofani(149 H) murid yang terkenal yaitu abi aswad adula’i dan darinya mengambil holil bin ahmad al farahadi (`75 H.0 yang menjadi ahli dalam ilmu nahwu dan pemasti terhadap ilmu).
Diantara sahabat holil yang terkenal yaitu sibawaih yang menyipati kitab bahasanya ibnu nadim bahwa sanya (tidak ada yang mendahului sepertinya salah seorang sebelumnya dan tidak ada yang menyusul denganya orang sesudahnya)sibawaih datang lebih dulu ke Bagdad di ayyam arrasid yaitu anak tiga puluh dua tahun dan wafat sekitar 177h. digelari dalam usia 40 thn.dan dari pengajar terkenal di basrah yaitu yunnus bin habib (183h)beliau mengajar di basrah menjadi imamnya para pencari ilmu,ahli adab,fusoha arab,dan utusan pertama.dan yang seperti dengannya asma’i wafat tahun 213 H. dan telah mennganti sepuluh kitab dan mengeluarkan beberapa dari ahli bahasa.adapun sekolah kuffah yang terkenal diantarnya al kasa’I yang wafat thn 197 H. dan beliau lebih dulu kebagdad dan mempelajari aminul ma’mun.dan arrasyid banyak yang memuliakanyabegitu juga muncul dari sekolah ini yahya bin ziyad al fara’I (meninggal thn 207H.) dan tekun dalam belajar selama 16 tahun kemudian beliau diam dimesjid dan diperintahkan menjadi qori dengan membaca al qur an al karim kemudian penafsir pengi’rab dan perinci dalam pembahasan bahasa yang rinciannya membingungkan pd zamannya.
B.Muncul Firqah Islam
Firqah islam muncul pada abad kedua hijriah,jelas diantaranya melalui pemikiranya dan aqidah nya.kemudian disamping orang yang kami ceritakan dari lama suni, terkenal dari syiah ismail bin ali anaubahti seorang alim,teolog.teolog dan ulama menghadiri majlisnya. Dan telah mengarang kitab tak terhinga diantaranya kitab naqdi risalati syafi’I,kitab ibtolul qiyas.begitu juga muncul ulama jabariah seperti husain bimn Muhammad bin Abdullah annajar,bersamanya sistem mu’tajilah kaidah - kaidah dan pemikirannya dan beberapa dari kitab irja.
Dan di abad ini jelas madhab mu’tajilah yang keturunannya sampai ke wasil bin ato yang meninggal tahun 131 H.
Dan terciptanya firqah ini menjadi warna dari aktivias pemikiran yang menjadi jejak dalam pemahaman pendidikan,metodologinya,dan cara – caranya.
C.Interaksi Bersama dengan kebudayaan Negara terbuka :
Aktivitas penterjemahan dalam pebedaan ruang linkup ilmu yang memiliki kecintaan yang sangat dalam kemunculan terhadap apa yang di tinggalkan oleh imam yang lain dari pengetahuan dan ilmu. Seperti banyak yang masuk dalam islam selain orang arab mereka yang pertama membuka atas kebudayaannya. Maka dengan begitu semua peninggalan yang besar dalam pemikiran penddikan dan teori pendidikan pada waktu itu.
D.Pihak – Pihak yang Membutuhkan keterbukaan, maka adanya setiap usaha memiliki kebutuhan yang tersusun atas pendidikan islam dan pengarahhannya dan penentanganya terhadap jawabannya.
MANIFESTASI PERKEMBANGAN PEMAHAMAN TEORI PENDIDIkAN DI ABAD KEDUA HIJRIAH:
A.Konsep pengajaran dan Metodologi:
Konsep pengajaran disesuaikan dengan kondisi zaman dan segala keadaan hal ihwal masyarakat pada waktu itu. Dan yang terkenal seperti ini pemikiran imam – imam yang berdasar pd madhab sunnah.
Abu hanifah telah menghendaki terhadap system kurikulum yang menjadikan pelajar nya memperhatikan zamannya pemikiranya dan kebudayaannya, dan mempersenjatainya denngan apa yang di jawab olehnya yang membatasi pengarahannya.oleh sebab itu yang berpaling dari yang membutuhkan terhadap apa yang dibicarakan di sekolahnya.mereka yang mengatakan( bahwa para sahabat nabi allah a.s tidak akan masuk dalam perkara ini)maka ingatlah sesungguhnya watak kehidupan dan keadaan perkembangan yang menjadikan pemisah penjelas antara zaman sahabat dan zaman abi hanifah.karena tidak adanya kesulitan yang datang kepada masyarakat abi hanifah yang ada di zaman sahabat.dan karena itu tidak membutuhkan pembahasan dari uraiannya.dan berkehendak menetapkan pemahaman mereka yang berhenti dari zaman mereka,di zaman selain zaman mereka.maknanya tidak adanya persiapan pelajar karena menghadapi sulitnya zamann dan seperti yang mengatakan terhadap itu(seperti laki – laki di laut yang besar yang banyak air hamper tenggelam dari kebodoha mengarunginya. Maka berkata kepedanya yang olain: tetaplah kamu di tempatmu dan jangan mencoba mengarunginya.
Abu hanifah tidak berhenti hanya dalam penetapan teori tetapi berusaha terhadap penjernihan pemahamannya dalam diri pelajar. Mereka yang memalingkan terhadap tempat berhentinya diri. Kemudian berkehendak menjawabnya dari pertanyaan mereka.
(tidakkah kamu membolehkan apa yang dibolehkan sahabat- sahabat nabi saw.?maka ucapkanlah:tentu,membolehkan padaku apa yang di bolehkan kepada mereka kalau aku di rumah mereka dan tidak dengan kehadiranku sepeerti dengan hadirnya mereka. Barang siapa yang tidak menghadapi terhadap kompleksnya zaman dengan sangkaan bahwa dengan mengasingkannya akan selamat darinya.yang tidak kuasa menahan hati dari sisa nya.yang terbaik menghadapinya dan meninggalkan didalamnya pengganti.meninggalkannya dan jangan ditinggalkannya)
Abu hanifah telah menetapkannya bahwa pandangan pelajar terhadap keadaan zamannya dan mengetahui salah dari benar nya perkara yang penting karena sebab – sebab, yang pertamanya membersihkan dari kebodohan yang kedua sekiranya menghilangkan kesamaran dari sesuatu yang hilang oleh yang lainya tidak akan bisa membersihkan darinya.ketiga harus bisa mengetahui salah dan benar,dan dari mereka ahli salah atau ahli kebenaran,keempat bahwa meringkas terhadap belajar apa yang dkehendaki pelajar dan pengajar sesungguhnya haq atau kebenaran menjadikan ilmu samar dengan kebodohan.maka haq tidak akan diketahuikecuali dengan mengetahhui kebatilan dankebenaran tidak akan sampai kepadanya kecuali dengan meberhentikan kesalahn.(bertanya pelajar rahimmakumulah: tahukah anda bahwa seorang laki – laki yang mempunyai sipat adil dan tidak mengetahui kelacutan,apa yang membedakannya dan tidak adlkah?apakah Dikatakan sesungguhnya dia mengetahui benar atau dia dari ahlinya? Mualim berkata: apabila dia disipati adil dan tidak mengetahui kelacutan yang membedakannya sesungguhnya dari orang yang bodoh/tidak mengetahui lacut dan adil.. ketahuilah saudaraku bahwa asnap yang paling bodoh aku berharap kpd mereka kedudukan di sampingku bagi mereka. Karena perumpamaan mereka seperti empat orang yang datang dengan mengunakan baju putih kemudian mereka ditanya semuanya tentang baju itu,salah satu dari mereka menjawab ini baju merah,dan yang lain menjawab ini baju warna kuning,yang ketiga menjawab ini baju warna hitam,an yang keempaat menjawab ini baju warna putih dan dikaatakan kepadaanya apa yang kamu katakanan dalam mereka bertiga benarkah atau salah? Kemudian menjawabnya ; adapun aku telah mengetahui bahwa baju berwarna putih dan berharap mereka telah benar.
Dan terhdap pemahan ini murid abi hanifah Muhammad bin hsan asyaibani berpendapat menyandarkan kepda sumber pengetahuan dan dasar metodologi,yang menjadi sumber keempat yaitu qiyas yang dengannya dmemudahkan kekomplekan zaman dan mengetahui terhdap kondisinya. Dan menyandarkan metodologi sesudahnya yang baru yaitu bahwa ilmu harus memiliki hubungan dengan kehidupan karena sesungguhnnya syariat dating untuk mengatur hidup bukan untuk memisahkannya.dan dalam satu hal dikatakn kepadnya tidakkah anda mengarang kitab hanya dalam hal zuhud? Berkata saya mengarang kitab tentang perdagangan.
Adapun assyafi’I mengikatkan objek metodologi dengan tingkah laku dan kesengajaan yang di tentukan.baik berhenti terhadapnya dan berhadapan dengan hakikatnya.(barang siapa yang mempeljari qur anul karim di agungkan/di kuatkan agamanya,dan siap yang mempelajari fiqh di pandaikan kemampuannya dan siap yang menuliskan hadis dikuatkan hajatnya dan siapa yang mempelajari bahasa dihaluskan wataknya dan siapa yang mempelajari perhitungan dibesarkan pemikirannya.
Dan ima syafi’I tidak meringkasnya meliputi metodologi terhdap ilmu – ilmu syara’ dan bahasa dan perhitungan.dan pastinya menyandarkan kepadanya objek alamiah yang memiliki keterkaitan dengan adanya madi bagi individu dan golongan. Kemudian negara yang tidak meghimpun dokter yang memberitahukan urusan jasad kepada pihak yang tahu yang akan memberitakan urusan agama yang tidak layak dengan pendirian di dlamnya,dan akan mengeluh terhadap apa yang ditinggalkan orang islam dari ilmu kedokteran,dan beliau berkata;akan hilang 3 ilmu dan akan menguasainya yahudi dan nasroni. Begitu jufa mngaitkan antara ilmu syariat dengan ilmu thobiiah ketika mengambil terhadap kesaksiannya dari hubungan manusia dalam medan pengetahuan dan natijah.dari adnya yang dirasakan tidak baik terhadap adanya nyamul yang menunjukan baru ada dan apa yang berjalandidalamnya dari aktivitas.supaya tetap dari sela – sela itu apa yang di ketahuinya dari ilmu aqidah dan dan usuli.kemudian ditanya ; apa daliol yang menunjukan adanya maha pembuat? Kemudian menjawabnya (daun fursod ada rasnya dan adawarnanya dacn ad baunya ada bentuknya satu menurut kamu? Mereka menjawab, iya ,berkata kemudian memakannya ulat sutra kemudian keluar darinya sutra.dan lebah keluar darinya madu,dan dai kambing kemudian keluar darinya kotoran kambing.dan memakan nya dzoba kemudian keluar dalam mulutnya minyak misik. Dzat yang menjadikan semua ini begitu juga bahwa yang menciptakan itu satu.).
Dan beliau menyandarkan kepada metodologi praktek seperti menunggang kuda dan memanah.diharapkan murid mengkaji buku yang berjudu9kitabu sibqi wa romyi)dan mereka memulluai sesungguhnya bagi kebudayaaaan syafii dan pendidikannya menjadi jejak disitu.
Telah ada yang luas pengetahuan dengan ulumul quran al karim,hukum – hukum,ilmu astronomi,ilmu kedokteran,sastra,bahasa,nisbat,ilmu hadist,sejarah dan yang baru.dan pandai nunggamg kuda sehingga sempurna di atas kuda.dan dalam pengajaranya terhadap ilmu – ilmu ini memperhitungkan program harian yang ditentukan.
Adapun malikbin anas telah mengaitkn antara kebutuhan masyarakat/mahasiswa dan antara kurikulum.ketika menyeru kepada penjagaan peletakan di setiap Negara sehingga dlam urusan fiqih.ketika abu ja’far al mansuri berisarah kepadanya bepegang pada kitabnya al muatto dalam setiap kota islam harus memerintahkan melaksanakan dengannya tidak selainya.malik membantah terhadap pernyataan ini dan katanya dengan darurat tiap Negara meninggalkannya dan tidak memilih bagi dirinya dari perawi fiqh yang lain.
Kami memandang pada abd kedua sebagian orang – orang [aham yang menjadikan kurikulum di kokohkan terhadap peninggalan terdahulu saja. Dari sebagian itu apa yang di nisbatkan oleh hkotibbagdad dan ibnu abdil barri kepada imam auza’i. dan menafikan tehadap pengertian ini dari au za’I tentang kebebasan/kemerdekaaan yang luas dalam bermadhab. Seperti menafikannya apa yang dijelaskan oleh ibnu abdil bari kepadanya bahwa auza’I berwasiat kepada para pelajar (pelajarilah apa yang tidak diambil dengannya seperti mempelajari sesuatu yang di ambil darinya) dansesungguhnya pengetahuan seluruhnya di peruntukan bagi ilmu dan jangan merasa cukup atau lebih. Dan yang kami pandang bahwa penjelasan auza’iterhadap peninggalan terdahulu meliput penjagaan terhadap konsep –konsep pemikiran. Dan pemikiran yang masuk membingkai perkembangan islam di masyarakatyang dipenuhi dengan pemikiran yang keluar dari bingkai ini.
B.Pembelajaran
Tidak ada perbedaan pemahaman pembelajaran di abad kedua dengan abad pertama,yaitu bahwa yang membesarkan perjalanan pendidikan di abad kedua adnya murid murid pada perjalanan abad pertama dan bersam itu sebagian pemaham mendalami dan memusatkanya.dari pemusatan itu terhadap persiapan.seperti yang dilakukan imam bukhori ketika menyeru kepada penyamaan akal/kemampuan bagi para pelajar.dan tidak boleh mendahului kepadanya apa yang di ringkas dari pemahamannya dan penemuanya. Dan seperti yang dilakukan syafi’I ketka menyeru kepada pengenalan persamaan akal bagi pelajar,dan kemampuan naiknya tingkat pemahaman.kemudia pengajarnya,dan sabar dengan ketentuan yang dinisbatkan dalam persamaan ini.
Dan sebagian pokok yang meliputi kepadannya pemahaman pembelajaran secara berangsur – angsur dalamdalam belajar.contohnya pa yang disarankan abu hanifah
Ketika berkata(belajarlah setiap hari tiga permasalahan dan jangan menambahnya sehingga terbias bagimu dari ilmu maka belajarlah)
Dan dari sebagianya tidak memisahkan antara dasar teori dengan praktek,dan menjaga keseimbangan antara keduanya.seperti supyan asauri telah menetapkanya.
Diantaranya telah menetapkanya abu hanifah dan asyafi’I kira kira mewajibkan selesai dan menghilangkan keterkaitan dan tidak insigol”katungkul”(dengan berpaling dari urusan dunia kecualisesuatu yang benar penyampainnya.harus menyelesaikan terhadap ilmu denan sempurna.
Ja’far asidik telah menyandarkan kepada pokok ini keharusan tetapnya murid kepada gurunya karena sesungguhnya itu menjadikan berakhlaq dan teliti apbila gurunya dari ahli ilmu.
Dan yang terakhir pokok ini di syaratkan terus berlanjut/kontinu belajar.dan dari beberapa kebaikan menetap dalam belajar apa yang dikatakan supyan ayyinah ketika ditanya;dari pentingnya maniusia mencario ilmu?berkata;aku memberi tahu mereka karena sesungguhnya kesalahn darinya sangat jelek. Dan begitu juga Abdullah bin mubarok ketika ditanya; sampai kapan kamu mencari ilmu? Menjawabnya: sampai mati kalau allah menghendaki.mudah – mudahan ucapan yang memberi kemanfaatan bagikutidak akan menulisnya sesudah itu.dan ketika abu yusuf memutuskan untuk menghadirimajelis abi hanifah dan mengambil darinya tempat yang terpisah abu hanfah mennuliskan kepadanya dengan perkataan yang bagus dari jawabannya.kemudian mengaitkan terhadap pernyataanya : barang siapa yang mengira bahwa merasa cukup dari belajar maka… bagi dirinya.
Dan kholil bin ahmad telah menyaratkan pengajar harus menghaisi dengan empat sipat: yang pertama harus ada pelajar memeriksa terhadap ilmu kepda orang yang lebih tau darinya. Kedua pengajar harus menguasai sesuatu baginya.yang ketiga harus mudzakaroh dengan orang sesamanya supaya mereka mengukirnya dan mengingatkannya.dan keempat harus rendah hati memegang tali dirinya ketika bertemudengan orang melihatnya lebih luhur darinya.
C.Menetapkan pengajaran
Pengajar berkumpul di wktu itu atas keharusan mengembangkan ilmu diantara semua masing – masing umat.apabila mengibaratakn kebodohan musuh yang berat. Mengajar manusia lebih utama dari ibadah. Asyafi’I telah mewajibkan kepada hakim apabila kumpul warga desa meninggalkan mencari ilmu…harus memaksa mereka untuk mencarinya. Malik menetapkan bahwa ilmu apabila di cegah dari umum tidak akan bermanfaat dengannya yang husus. Ibnu haj telah menjelaskan ucapan ini meliputi salah satu makna yang tiga dintanya yang pertama sesungguhnya mereka tidak menyetujui untuk mengerjaknnya.kedua sesungguhnya ganjaran ilmu banyak dengan mengembangkannya. Dan yang ketiga haram faidah faidah tertentu karena istitsar mereka dengan ilmu mengakibatkan takabur,ceroboh maka mereka mengharamkan paham dalam hal ini.
D.Teknik – teknik
bisa membagi teknik – teknik yang di ketahui di abad kedua terbagimenjadi dua bagian: sebagian yang baru menghendaki mengembangkan muhadatsah.dan sebagian, turunan dari abad sebelumnya dan mengenainya sebagian aktivitas.
Adapun dari bagian pertama.diantaranya
A.Teknik dikte
Diketahui teknik dikte pada awl abad kedua hijriah imam syafi’I telah menjelaskan bahwa yang mengetahui penulisan yang dipelajari dalam al qur an al karim mendiktekannya kepada anak dan mereka menulisnya.begitu juga melakukan teknik dikte dalam bahasa yang terkenal abu ali al qoli yang mengumpulkan pendikteanya dalam kitab al amli dan menjelaskan pembelajaran denagan metode ini.
Dan tekadang muncul teknik dikte terhadap beberapa contoh berikut : pengajar membuka majlisnya dengan basmalah,hamdalah,dan solawat atas nabi saw. Kemudian memulai diktenya dengan menjaga kesamaan aqal para pendengar,dan ketika mengatakan sesuatu yang yang berkaitnan kepadanya menyatakan akan pendirianya. Dan diantara sesuatu yang didalamnya terdapat makna yang halus yang sulit memahaminya selain para ulama. Apabila sapai di akhir mengakhiri majelisnya dengan cerita dan nawadir,nasyid – nasyid dan syair. Kemudfian tekah selesai dengan istigfar dan hamdallah.
dan pendikte memerintahkan kepada siswa sioswanya mengukangi bacaan yang telah mendiktekanya kepada mereka kemudian apabila ada kesalahan dalam pemindahannya di perbaikkn7ya.
Kemudfian berkenbang metode dikte.pendikte mengambil seseorang menyampaikan darinya apa yang dikatakannya. Supaya ketemu kepada orang sesudahnya di tempat belajar. Dan diketahui seseorang ini dengan nama (mustamli)dan mereka talah menyandarkan dalam hal itu dengan apa yang rasulallah lakukan. Di haji wada ketika hutbah di mina.dan ali bin abi talib mengibaratkan darinya. Dan manusia berdiri dan duduk. Dan terkadang para ulama membahas dalam metode dikte kemudian mereka membatasinya dengan wado dan sarat- sarat.sebagian itu mustamli harus mengeraskan suara,supaya mudah di paham..cepat menemukan dan pintar.(memasihkan lisan bagi para hadirin.dan menjelaskan dengan jelas mengibaratkan yang baik)dan adnya muliman dengan ilmu yang meliputinya dan baginya sebagian berita didalamnya. Supaya bisa menjauhi lupa dan salah.
Dan apabila luas majlisnya banyak orang yang melakukannya,sekira sebagian mereka menyampaikan nya kepada sebagian dari apa yang dikatakan pendikte.dan telah bertemu beberapa mustamil di sebagian tempat tempat sampai tujuh kali.dan di sebagiannya dua puluh mustamli.
Dan mereka menentukan bagi peljar tatakrama di majlis imla’. Diantaranya; harus menghiasi dengan akhlak islami,harus pagi pagi hadir,harus melebarkan lengan bajunya,supaya diletakan didalamnya buku dan semacamnya.dan harus menulis dengan mangsi hitam karena sesungguhnya warna hitam adalah warna celupan dan dan pulpen menetapkannya(yaitu alat yang memiliki ilmu dan kebisaan ahli pengetahuan dan pemahaman)dan mereka menyaratkan bagus tulisan,dan mereka menentukan penulsan , kepandain lebih mendekatkan kepada teknik – teknik pembahasan di hari ini.kemudian mereka menyaratkan saling percaya dan menyebutkan nam mumli,sejarah imla,nama mustamli,dan membersamakan pelajar atas apa yang mereka tulis beserta sebagiannya dengan menuntut tadqiq dan penelasan.
Dan mengaitkan dengan metode dikte kebiasaan kemahiran berpikir dan praktek.yang pertamanya kepandain memahami. Dan imam syafi’I telah mengibaratkan barang siapa yang mepelajari ilmu dan tidak memahaminya (seperti pengumpul kayu malam yang membawa seikat kayu dan didalamnya ada ular besar yang akan menggigitnya dan dia tidcaktahu.) itu sesungguhnya tidak mampu memisahkan ilmu yang bermanfaat dari ilmu yang madarat.dan memisahkan benar dari kesalahan.dan berjalan dari kaidah ini.dan supyan asauri menetapkannya kepada setiap orang..dan yahya bin aksam bahwa memahami hadis lebih baik dari mendengarkannya dan dan bermuafakat ahmad bin faro kepada mereka berdua dalam hal itu,dengan menta’lil pemikiranya ini dengan kondisi zaman. Berkehendak menolong dengan paham sebelum taslim dengan hadis atau ilmu. Bahwa zaman nabi sawada zaman irsadusama dan taujihul wahyu yang tidak akan salah.dan karena itu tidak jarang bersegera manusia percaya dengan yang diperintahkan. Adapun dizamannya,abad kedua maka perlu bagi mu’min harus menjelaskan apa yang didengar dan dibaca. Dan jangan lebih dulu meyakininya atau mengamalkanya kecuali sesudah memahaminya dan membersihkan dari kesalahnnya.
Dan terkadang meyakini tasydid ini atas pemahaman untuk membahas dalam perubahn hari dengan kemahiran berprilaku. Dan dari sebagian orang yang membahas dlam hal itu Abdullah bin mubarok yang meninggal tahun (175 h)telah menentukan cara – cara perilaku dengan ucapanya (permulaan ilmu adalah niat,kemudian mendengarkan,kemudian memahami,kemudian menghapal,kemudian mempraktekan kemudian mengembangkan).
Dan menyamakanya dalam karangan ini al fudail bin iyad yang meningga tahun 180 H.dan supyan asauri kecuali sesungguhnya mereka berdua memulainya (dengan memperhatikan,kemudian mendengarkan…)sqampai akhir pendapat yang disebutkan.
Dan ibnu zuruk telah mengumpulkan perbedaan karangan – karngan dalam kaidah yang umum ini isnya(pada tiap – tiap sesuatu ada wajah. Kemudian yang mencari ilmu dalm memulainya.saratnya mendenngarkan dan menerima,kemudian mengerti dan memahami.kemudian ta’lil dan mencari dalil,kemudian mengamalkan dan mengembangkannya. Kapan mendahulukan urutan dari kedudukannya terhalang sampai kepada hakikat ilmu dari wajahnya.kemudian orang yang tau tanpa hasil sia sia,dan orang yang hasil tanpa memahami tidak ada pelajaran denganya. Mengerti/tasowwur tidak menjaga kepadamya paham tidak ada faidah selainnya.dan ilmu membukanya dari kebutuhan tidak akn melapamgkan dada.dan sesuatu yang tidak keluar maka dia mandul.dan melihat hidupnyha tetapi di syaratkan insaf/adil dan rendah hati/t6awado,yaitu menerima kebenaran untuk akhlaq.dan memperbanyak menyendiri,kemudian meringkasnya dan jangan menolongn.dan carilah jangan berhenti dan dengan pertolongan allah
Dan ketika kami menghubungkan karangan ini dengan karangan bloom yang mengibaratkannya dari sebagian kaarangannya,dan yang membagi perangai kepada: mengetahu,memahami,mepraktekan,tahlil,mengarang,menetapkan,menjelaskan kepada kami sampai sejauh manahubungan pembahasan dalam perangai akal bagi pelajar dalam selang waktu yang terdahulu itu.
Dan dari sebagian kepandain yang luhur pertolongannya yaitu kemahiran mendengarkan kemudian berkata(jangan menghendaki kamu terhadap salah satu jawabansehingga kamu memahami ucapannya.maka sesungguhnya itu merubah kamu dari jawaban ucapannya kepad lainnya dan akan kuat kebodoan terhadap dirimu. Dan tetapi memahami darinya kemmudian apabila kamu memahaminya maka kamu menjawabnya. Dan jangan cepat – cepat menjawab sebelum memahami, dan jangan malu kamu akan meminta paham apbila kamu tidak paham,maka sesungguhnya menjawab sebelum paham itu bodoh.dan apabila kamu tidak tahu maka bertannyalah maka menjelaskan kepadamu, dan meminta paham lebih bagus bagimu dan kebaikan diam bagi yang lemah).
Dan telah sampai pentingnya mereka dengan kemahiran mendengarkan secara had,mereka menjadikan nadom syair didalamnya..dan telah mendatangkan ibnu abdil bari dengan nadzom yang panjang yang yang munasbah sampai lu’lu’ menisbatkannya sampai ma’mun.kamimencukupi darinya seperti ini:
Dan dzohir masalah di antara manusia
Diketahui dalam ilmu atau yang di lakukan
Janganlah kamu menjawab lebih dulu
Sehingga kamu mengetahui isi pembicaraan orang lain
berapa banyak yang kamu lihat dari penderitaan yang mendahului
dari tidak memahami kesalahn pembicara
menanamkan dengannya di majelis – majelis
dari yang memiliki ilmu
ucapannya dua pembicara ucapan berkaitan
dan akhir pendengaranmu bodohnya
pada tiap – tiap ucapan terdapat jawaban
terkumpul salah dan benar
dan bagi ucapan ada awal dan akhir
memahaminya dan tdk memhamidarimu oarng yang hadir
jangan menolak kamu akan pendapat dan jangan mengulanginya
sehingga mendatangkan padamu terhadap sesudahnya
2.Munadzoroh /Diskusi
Assubqi telah menjelaskan bahwa pertama kali orang yang melakkukan teknik diskusi dan mencari asalnya yaitu ahmad bin umar bin sarij salah satu sahabat syafi’I yang terkenal dan ahli mereka lebih dalam ilmu kalam.dan yang menerapkan sulit menisbatkan jelasnya teknik diskusi kepada orang – orang trtentu atau pada selang waktu tertentu.yaitu teknik menjelaskan untuk kejelasan pengajar berbeda penjelasan keyakinannya.dan assubki menjelaskan pda dirinya bahwa teknik diskusi kebiasaan pengajar yang membiasaknnya ulama besar di zaman syafi’idan sesungguhnya syafi’I berdiskusi dengan abu abid qosim bin salam. Mendatangkandua ilat berjalan antara syafi’I dan antara ishaq bin rohwiah.dan jelas di antara keduanya menggunakan pemikiran dan menggunakan qiyas dan istinbat.seperti jelas dari ereka kira kira dua untuk kepentingan tafaul antara ulama dan para pelajar.dan terkadang sahabat – sahabat syafi’I membuang perumpaan mereka seperti selain mereka dalam pengembangan metode manadzirah kemudian mereka mengarang dalam kowa’idnya dan syarat syaratnyaemudian dari itu dalam karangan yang tentu supaya berhenti orang yang menghendaki metode ini terhadap perinciannya dan kaifiah pengunaanya.
3.Teknik Membaca
Dan dalam metode ini pelajar harus membaca apa yang dikehendakinya harus mempelajarinya dan pengajar akan meluruskan dengan penjelasan dan penafsiran.dan dan mereka memulai bahwasanya muncul di abad kedua.ketika safii menjelaskan sesungguhnya beliau menghapal kitab muato sebelum bertemu dengan mallik bin anas kemudian menjelaskan dan membacanya.dan begitu juga mengerjakannya bersama murid- muridnya.mereka membacakan kepadanya syair kemudian menjelaskannya. Yang serupa dengan teknik imla’ disebagian isinya dan tetapi meringkasnya karena sesesungguhnya membatasi berpikir yang mengumpulkan ucapan – ucapan yang ditetep[kan.
Adapun bagian kedua yaitu teknik teknik turun dari abad pertama dan tetapi mengenainya sebagian perkembangan teknik – teknik ini.
4.Arrihlah
Dan mengkaji pada teknik ini ahli hadis,yang menyaratkan pelajar harus berjalan kepada pengajar dan mengambil ilmu darinya.denagn bercakap cakap.
Dan di abad kedua datang pada teknik ini aktivitas yang lain atas ahli lugot. Yang mengatakan dengan rihlah paa permulaan supaya pelajar terbiasa dengan lisan arab yang mempertemukan antara golongan.dan lebih dulu orang mengetahui dari orang yang pergi kebadiyah yunus bin habib assobiyi yang meninggal tahun 183 h.dan holil bin ahmad (180 h). begitu juga syafi’I memasuki badiah untuk belajar bahasa dan hidup bersama qobilah hudael yang fasih berbahasa arab . berpindah beserta mereka dan turun bersama turunnya mereka.
5.Al as’alah
Metode ini dimulai dari abad pertama dan mendapat derajat dari ketetapan yang menjadikan mereka bertanya karena sesungguhnya itu sebagian dari ilmu.dan telah terssebar di abad kedua dan berwasiat para ulama untuk melakukannya. Sehingga asma’I menerangkan sampainya martabat yang menyampaikan kepadanya supaya berani bertanya dan melakukannnya dalam pengajarannya dan kajiannya .
Dan sebagian orang yang melapangkan dalam menggunakan metode ini yaitu abu hanifah dan mendahului pada kami kitabnya yang telah tadidi sebutkan –al alim dan muta’alim- yang jelas. Karena sesungguhnya semua yang meliputio kitab iniyaitu menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh murid – murid abu hanifah yaitu pertanyaan memiliki kesamaan dengan pemikiran zaman abi hanifah dan kesulitannya.
6.assima’/ mendengarkan
Dan aktivitas yang membuka metode ini yang mencontohkan dengan menyandarkan syarat – syarat yang baru yang berbeda dengan perbedaan objeknya. Dalam hadis di syaratkan tidak mendengar kecuali sesudah usia balig dan disyaratkan isnadnya sehingga tidak berbicara orang yang menghendaki apa yang di kehendakinya.
Adapun dalam bahasa mereka telah menjadikan cara: diantaranya mendengarkan dari ucapan syaikh atau a’robi.dan menndengarkan bacaan lainnya.dan berkata di bacakan pada seseorang dan saya mendengarkan.
E.Tatakrama pengajar dan pelajar
Tidak ada perbedaan tatakrama pengajar dan pelajar dari sesuatu yang ulama abad kedua menyaratkannya dengan sesuatu yang tetap sunah – sunah nabi dan akhlaq islam,dan itu jelas dari tulisannya bukhori, dan ibnu abdil bari dan hkotib bagdad dan yang lainnya. Tanpa memandang sebagian etika yang sesuai dengan kondisi zaman. Dan syafi’I telah menguatkan akan keharusan dan menetapkan bahwa pengajar harus membahas eletakan itipaq dan tidak membenci apabila nampak haq selain darinya.begitu juga mereka menguatkan akan sesuatu namanya(al insyof fil ilmi)
Dan meeka menjadikan syarat untuk paham. Barang siapa yang tidak insof tidak paham dan tidak akn memahami.
Begitu juga ta tak rama pelajar tidak keluar dari apa yang ditetapkan ulama abad pertama, kecuali sesungguhnnya syafi’i memusatkan selesai dan tidak terfokkus dengan dunnia atau kepentingan pengumpulannya atau ingin memandang kepada keagungan dan kepemimpinan. Seperti mengharuskan akan rendah hatinya pelajar dan memuliakan pengajar supaya mendmemperdayakannya pelajar mengeluarkan yang terbaik darinya.
selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar